Banyak orang yang mengira bahwa fire alarm atau alarm kebakaran itu bentuknya harus besar, berwarna merah, keras, dan mempunyai suara yang keras. Memang tidak salah untuk pernyataan ini, tapi seiring berkembangnya zaman, fire alarm juga mengalami update dari sisi bentuk, suara dan fungsinya.
Dan terkadang Anda sebagai pengguna bingung memilih fire alarm yang tepat untuk Anda. Betul?
Kali ini Gelora perkasa akan memberikan sedikit tips tentang bagaimana cara memilih fire alarm yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Pengertian Fire Alarm
Fire alarm atau yang biasa disebut alarm kebakaran merupakan sistem alarm pendeteksi api yang bekerja secara otomatis ketika ada api yang menyala di suatu tempat. Sistem ini diukur berdasarkan perbedaan yang terjadi pada lingkungan sekitar yang berkaitan dengan kebarakan. Biasanya fire alarm dilengkapi dengan sensor yang mampu mendeteksi adanya asap.
Cara Memilih Fire Alarm
Ada 3 tips cara memilih fire alarm yang wajib Anda perhatikan:
1. Tingkat Kemungkinan Terjadinya Kebakaran
Tips pertama yang wajib Anda lakukan adalah mengetahui tingkat kemungkinan atau kemudahan terjadinya kebakaran di bangunan yang ingin dipasang Fire Alarm. Identifikasi secara menyeluruh tentang bangunan tersebut, ukurannya, resiko jika terjadi kebakaran, dan juga pertimbangan bagaimana sistem alarm bekerja untuk memberikan peringatan terhadap orang yang berada di bangunan tersebut.
Hal ini sangat penting Anda lakukan, karena fire alarm tidak hanya digunakan untuk mendeteksi adanya api yang menyala tapi juga untuk memberikan peringatan kepada orang-orang untuk segera keluar dari bangunan.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, Anda juga membutuhkan alat tambahan seperti, sprinkler, pendeteksi asap dan sensor panas.
2. Memperhatikan Ukuran dan Layout Bangunan
Tips kedua yang wajib Anda perhatikan adalah memperhatikan ukuran dan layout bangunan yang akan dipasang fire alarm. Jika bangunan tersebut luas, maka Anda perlu memasang beberapa titik sensor di lokasi tersebut, dan membaginya menjadi beberapa zona.
Hal ini dilakukan agar sensor dapat bekerja secara optimal dan orang-orang yang berada di bangunan tersebut bisa mengetahui dengan segera masalah yang sedang terjadi.
Anda memerlukan fire alarm yang memiliki kawat sensor terpisah sehingga mampu mengidentifikasi api berdasarkan zona nyalanya.
3. Pilih Peralatan yang Tepat
Seperti yang sudah kita ketahui, fire alarm tidak bisa bekerja secara sendirian, diperlukan bantuan dari alat lain, seperti sprinkler, pendeteksi asap dan sensor panas.
Maksud dari pilih peralatan yang tepat di sini adalah Anda harus memilih alat bantu untuk fire alarm tersebut secara tepat. Karena saat ini banyak sekali beredar alat bantu tersebut dengan berbagai jenis, fungsi dan harga.
Sebagai contoh, jika bangunan yang akan dipasang fire alarm berisi bahan-bahan yang mudah terbakar, maka sebaiknya Anda menggunakan kombinasi detektor.
Selain itu, Anda juga perlu memahami jenis-jenis dari fire alarm yang akan dipasang. Saat ini ada 2 jenis alarm asap yang terkenal yaitu, ionisasi dan fotoelektrik.
Alarm dengan detektor ionisasi memungkinkan Anda untuk mendeteksi adanya partikel api yang tidak terlihat. Sedangkan alarm fotoelektrik berguna untuk deteksi pada partikel api yang terlihat dan alam ini bisa bekerja lebih cepat daripada alarm ionisasi.
Tipe-tipe dari Fire Alarm
Fire alarm system juga memiliki 2 macam tipe yaitu alarm system konvensional dan fire alarm system addressable.
Fire alarm konvensional ini biasanya dipakai di gedung yang tidak terlalu besar sedangkan fire alarm system addressable ini dipakai di gedung-gedung yang cukup besar karena sistemnya yang sudah menggunakan kode digital yang gunanya dimana dapat mendeteksi jika terjadi di suatau bagian dalam gedung yang besar tersebut.
Nah biasanya fire alarm system addressable ini hanya terhubung pada satu panel alarm saja yang dimana bisa kita temukan panel alarm tersebut di ruang control. Sebaliknya pada pada fire alarm system konvensional ini membutuhkan panel alarm yang tersendiri ini dikarenakan penggunaannya yang sangat terbatas apabila di pakai di gedung-gedung yang cukup besar.
Pada bangunan yang cukup besar biasanya detektor api, suhu dan asap ini hanya terhubung ke satu panel saja atau panel alarm utama nya.
Pada umumnya, sistem fire alarm memiliki 2 tipe fire alarm, yaitu:
1. Sistem fire alarm konvensional
2. Sistem fire alarm addressable
Perbedaan dari keduanya yang paling mencolok adalah dari fungsi atau kegunaannya. Sistem fire alarm konvensional biasanya digunakan di bangunan yang tidak terlalu besar, sedangkan sistem fire alarm addressable digunakan di bangunan-bangunan yang cukup besar karena sistemnya yang sudah menggunakan kode digital.
Selain itu sistem fire alarm addressable hanya terhubung pada satu panel alarm yang ada di ruang control. Sedangkan pada sistem fire alarm konvensional membutuhkan panel alarm tersendiri, karena penggunaannya yang sangat terbatas apabila dipakai di bangunan yang cukup besar.
Komponen dari Fire Alarm
Smoke Alarm, Heat alarm, Heat Detector
Anda juga harus memperhatikan penggunaan dari smoke alarm, dan heat detector. Karena komponen ini tidak bisa sembarang dipasang, sebagai contoh; sensor asap tidak bisa dipakai di ruangan dapur karena dapur tersebut akan menghasilkan asap yang sangat banyak, dikhawatirkan asap tersebut akan mengaktifkan sistem fire alarm tersebut. Dan jika ruangan Anda memiliki hawa panas, sebaiknya tidak menggunakan heat detector.
Penggunaan komponen ini cukup tricky, jika Anda ragu, Anda bisa mengkonsultasikannya kepada ahlinya.
Manual Call Point
Salah satu komponen dari sistem fire alarm ada yang disebut manual call point. Pada komponen ini terdapat sebuah kaca yang jika dipecahkan di bagian tengahnya bisa mengaktifkan sirine atau alarm kebakaran sebagai tanda terjadinya kebakaran.
Saat dipasang komponen ini mempunyai ketentuan harus dipasang sekitar 1,4 meter dari lantai. Hal ini dibuat untuk memudahkan kita untuk meraihnya, selain itu, komponen ini harus diletakkan berdekatan dengan pintu keluar darurat atau emergency exit.
Fire Bell
Komponen sistem fire alarm selanjutnya yang cukup penting adalah fire bell. Fire bell ini berfungsi sebagai pengingat yang akan berdering seperti jam beker agar orang disekitar bisa mengetahui jika ada kejadian kebakaran dan sejenisnya.
Lampu Indicator atau Indicator Lamp
Komponen sistem fire alarm yang tidak kalah pentingnya adalah lampu indicator atau indicator lamp yang memiliki 2 fungsi sekaligus.
Fungsi dari indicator lamp ini, yaitu:
1. sebagai penanda telah terjadinya kebakaran
2. sebagai penanda untuk sistem fire alarm yang menandakan sistem fire alarm tersebut sudah aktif.
Kesimpulan
Setelah mengetahui pengertian dan cara memilih fire alarm yang tepat, Anda bisa lebih berhati-hati lagi. Sistem fire alarm adalah solusi yang bisa membantu Anda untuk menjaga keamanan bangunan dan orang-orang yang berada di bangunan tersebut.
Jika Anda masih bingung ketika ingin memilih fire alarm, maka Gelora perkasa adalah pilihan yang tepat buat Anda untuk konsultasi. Segera hubungi tim spesialis kami. Semoga bermanfaat.
Leave a Reply