Di postingan sebelumnya kita sudah pernah membahas tentang pengertian fire alarm dan jenis-jenisnya. Jika Anda belum membacanya, silahkan baca artikel tersebut.
Di artikel kali ini, kami ingin membahas tentang perbedaan dari fire alarm addressable dan fire alarm konvensional. Merasa asing dengan istilah tersebut? atau malah sudah paham?
Lanjut baca sampai selesai ya.
Perbedaan Fire Alarm Addressable dan Konvensional
Sebenarnya perbedaan dari kedua jenis fire alarm sistem ini tidak terlalu beda jika dilihat dari sisi fungsinya, sama-sama sebagai pengingat kebakaran. Jadi apa perbedaannya? Oke, kita kategorikan perbedaannya menjadi 3 tipe perbedaan sebagai berikut.
1. Perbedaan Berdasarkan Fungsi
Perbedaan pertama adalah dari tipe fungsinya. Benar, fungsinya sama-sama pengingat ketika terjadi kebakaran. Tapi jika melihat lebih detail ke dalam sistemnya, di situlah terdapat perbedaannya.
Fire alarm sistem addressable akan mengirimkan sinyal kebakaran langsung dari ID Detector yang terdapat pada sistem, sehingga kita bisa mengetahui posisi kebakaran secara pasti, sedangkan fire alarm sistem konvensional hanya mengirimkan sinyal mengenai lokasi kebakaran dan ini ter-loop ke beberapa detektor. Oleh karena ini sistem konvensioanl ini sangat dianjurkan di pasang di gedung-gedung yang tidak terlalu besar namun ingin memiliki standar keamanan yang cukup tinggi.
Sedangkan fire alarm sistem addressable ini memiliki cara pemasangan yang sangat komplek, karena memiliki banyak sekali modul-modul yang digunakan untuk keperluan sistemnya.
2. Perbedaan pada Instalasi Kabel
Perbedan selanjutnya adalah instalasi kabel pada sistem fire alarm ini. Fire alarm sistem konvensional menggunakan jenis kabel NYM dengan ukuran 2 x 1,5 MM atau bisa juga dengan kabel NYMHY dengan ukuran 2 x 1.5 MM.
Dan dalam fire alarm sistem konvensional biasanya detector akan dipasangkan secara pararel ke terminal-terminal khusus yang biasanya memiliki nama L (positif/+) dan Lc (negative/-). Kabel ini lah yang terhubung ke panel utama. Tapi ini juga bergantung dari banyaknya zona yang digunakan. Biasanya satu zona memiliki beberapa detektor.
Jika Anda memikiki gedung dengan 5 lantai maka Anda harus menandainya satu persatu, contoh: lantai 1 itu ditandai dengan zona 1, lantai 2 ditandai dengan zona 2 dan seterusnya. Yang perlu diingat adalah setiap lantai bisa saja berbeda jumlah detektornya, bisa saja zona 1 memiliki 6 detektor , tetapi zona 2 hanya memiliki 4 detektor.
Sedangkan jika kita menggunakan fire alarm sistem addressable, lebih simple, kita tidak menggunakan sistem L dan C, melainkan menggunakan terminal yang bernama terminal loop. Dan di dalam terminal loop ini bisa dipasangkan detector dalam jumlah yang cukup banyak dan diperkirakan bisa mencapai 127 detektor. Hal ini untuk menyamakan pada setiap ID detector dalam 1 kontrol panel atau panel utamanya.
3. Perbedaan dari Segi Harga
Perbedaan terakhir adalah dari segi harga masing-masing sistem. Meskipun sama-sama memiliki fungsi yang sama, perbedaan harga ini ditimbulkan karena adanya perbedaan hasil dan sistem dalam menjalankan fungsi tersebut.
Fire alarm sistem addressable ini lebih mahal dibandingkan fire alarm sistem konvensional. Karena sistem addressable ini mampu menginformasikan kebakaran dengan efektif dan efisien dibandingkan dengan fire alarm sistem konvensional.
Kesimpulan
Setelah mengetahui perbedaan dari jenis-jenis fire alarm tersebut, seharusnya Anda sudah bisa menentukan akan membeli dan memasang fire alarm sistem yang mana untuk bangunan atau gedung milik Anda.
Jika Anda masih bingung tentang fire alarm, maka Gelora perkasa adalah pilihan yang tepat buat Anda untuk konsultasi. Segera hubungi tim spesialis kami. Semoga bermanfaat.
Leave a Reply